--> Skip to main content

Perbedaan Polaritas DCEN dan DCEP Pada Teknik Las SMAW

Teknik pengelasan SMAW menggunakan sumber listrik yang terbagi ke dalam dua macam dalam penerapannya, yaitu mesin las DC (arus searah) dan mesin las AC (arus bolak-balik). Pada mesin las DC (arus searah), polaritas dibedakan menjadi DCEP (Direct Current Elektroda Positif) dan DCEN (Direct Current Elektroda Negatif). Setiap polaritas mempunyai karakteristik dan kegunaan masing-masing.

Dalam bahasa Inggris, sebutan lain untuk polaritas DCEN adalah DCSP (Direct Curent Straight Polarity) dan DCRP (Direct Current Revers Polarity) untuk polaritas DCEP.

Mari kita bahas perbedaan polaritas DCEN dan DCEP, supaya Anda bisa lebih paham. Sebab, dalam penerapan sehari-hari mesin arus DC lebih banyak digunakan dibandingkan mesin las arus AC.

Pengertian Polaritas Direct Current Elektroda Negatif (DCEN)

Polaritas DCEN adalah ketika logam kerja yang hendak dilas disambungkan pada kutup positip (+) dan elektroda disambungkan ke kutup negatif (-) mesin las DC.  

Perbedaan Polaritas DCEN dan DCEP Pada Teknik Las SMAW


Pengertian Polaritas DCEP
 
Polaritas DCEP adalah ketika benda kerja yang akan dilas disambungkan pada kutup negatip (-) dan elektroda disambungkan pada kutup positif (+) mesin las DC.

Perbedaan Polaritas DCEN dan DCEP

•    Polaritas DCEN (DCSP)

Beberapa karakteristik yang dimiliki oleh polaritas DCEN antara lain:

1.    Selama proses pengelasan stick welding berlangsung, busur listrik bergerak ke material dasar dari elektroda. Ini menjadikan elektron tertimbun di material dasar, yang mengakibatkan 1/3 panas di elektroda dan 2/3 panas di material dasar.

2.    Polaritas DCEN membentuk pencairan material dasar yang lebih banyak daripada elektroda, sehingga membuat hasil las memiliki penetrasi dalam. Cocok dipakai untuk pengelasan lambat, pelat yang tebal dan wilayah terbatas.

•    Polaritas DCEP (DCRP)


Beberapa karakteristik yang dimiliki oleh polaritas DCEP antara lain:

1.    Selama pengelasan berlangsung, busur listrik bergerak menuju ke elektroda dari material dasar. Ini menjadikan elektron tertimbun di elektrode, sehingga menghasilkan 1/3 panas di material dasar dan 2/3 panas di elektroda.

2.    Polaritas DCEP mencairkan elektroda dalam jumlah lebih banyak, sehingga menjadikan hasil las memiliki penetrasi dangkal. Polaritas ini bekerja baik untuk pengelasan pelat tipis dan memakai manik las lebar.

Parameter Las Shield Metal Arc Welding (SMAW)

Di industri pengelasan, teknik SMAW bisa digolongkan sebagai pilihan favorit juru las, karena mudah dibawa kemana-mana. Cocok untuk jasa las panggilan yang biasa mengerjakan langsung di rumah konsumen.

Terlebih lagi, teknik las SMAW itu simpel karena tidak bergantung pada jaringan listrik dan menggunakan jenis elektroda yang murah. Tidak heran apabila banyak pengelasan menerapkan teknik SMAW.

Setelah mengetahui perbedaan polaritas DCEN dan DCEP, sekarang kita bahas komponen lainnya. Yaitu parameter las SMAW yang bisa mempengaruhi hasil pengelasan. Supaya Anda mendapatkan hasil maksimal, silahkan pahami beberapa parameter berikut:

•    Kecepatan pengelasan

Parameter pertama yang mempengaruhi hasil akhir las adalah kecepatan. Untuk bisa menghasilkan pengelasan yang memenuhi syarat keberterimaan, maka dibutuhkan kecepatan yang benar.

Pengerjaan las tidak boleh terlalu cepat, karena menjadikan hasil akhir relatif lebih kecil. Jika terlalu lambat, hasil pengelasan cenderung terlalu tebal.

•    Arus pengelasan

Setelah kecepatan, parameter lain yang sangat mempengaruhi hasil las adalah ampere yang digunakan. Ini berpengaruh terhadap lebar las, penetrasi, sampai tebal hasil pengelasan.  

Ketika arus las terlalu kecil, membuat penetrasi menjadi dangkal. Jika arus pengelasan terlalu besar, material bisa jebol dan menyebabkan area HAZ lebih besar.

•    Polaritas

Pada pengelasan SMAW, polaritas DCEN menghasilkan penetrasi yang lebih dangkal daripada DCEP. Ini berbanding terbalik dengan las GTAW.

•    Voltase pengelasan

Voltase sebenarnya memiliki pengaruh yang mirip seperti arus las. Yaitu mempengaruhi kecepatan elektroda mencair dan lebarnya.

Semua parameter las SMAW harus dipertimbangkan secara matang dan sesuai petunjuk dari profesional. Dengan begitu, hasil las tidak mengecewakan.

Cacat yang Biasa Terjadi Pada Las SMAW

Penting diketahui, bahwasannya teknik las SMAW memiliki beberapa macam risiko cacat. Adapun kegagalan yang biasa terjadi antara lain sebagai berikut:

•    Undercut

Cacat ini disebabkan oleh proses pengelasan yang terlalu cepat atau bisa juga disebabkan ampere terlalu tinggi.

•    Slag Inclusions

Selanjutnya, ada cacat yang disebut dengan istilah slag inclusions. Kesalahan ini terjadi bisa disebabkan oleh dua faktor, yaitu karena kurang bersih ketika menghilangkan terak pada saat menyambung atau memang skill pengelasan yang masih belum memadai.

•    Lack of fusion

Pengaturan ampere yang tidak benar bisa menyebabkan Lack of fusion. Dalam banyak kasus, cacat ini terjadi lantaran ampere terlalu kecil.

•    Porosity

Porosity adalah cacat pada pengelasan SMAW yang terjadi karena memakai elektroda kadaluarsa dan bisa juga disebabkan oleh base material yang kotor.

•    Arc Strike

Teknik las SMAW membutuhkan ketelitian yang lebih oleh juru las, kalau ceroboh bisa menyebabkan terjadinya ARC Strike.

Demikianlah pembahasan kali ini tentang perbedaan polaritas DCEP dan DCED pada las SMAW, serta beberapa hal lain yang masih berhubungan dengannya. Semoga bisa menjadi sumber referensi yang bermanfaat untuk Anda.